Selasa, 12 Mei 2009

INTERAKSI DESA-KOTA

Desa
Desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kulturil yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.
Unsur-unsur Desa :
§ Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak produktif beserta penggunaannya, termasuk unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
§ Penduduk, dalam hal jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
§ Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.

Kota
Menurut Bintarto, kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan srata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis.
Unsur-unsur Kota :
§ Ruang, termasuk tanah dan lingkungan yang diatur dan digunakan untuk mendirikan gedung dan bangunan.
§ Pengatur kota, baik pengatur administratif maupun pengatur tata kota.
§ Warga kota yang mengisi segala kesibukan kota.

Pengertian Interaksi
Interaksi adalah kontak atau hubungan yang terjadi antara dua wilayah atau lebih (perkotaan dengan pedesaan) beserta hasil hubungannya.
Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam desa, kota dan diantara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhaap desa, kebutuhan timbal balik desa-kota telah memacu interaksi desa-kota.
Dengan adanya kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar-daerah, maka sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat dengan kota telah banyak mendapat pengaruh kota sehingga persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih dengan pekerjaan nonagraris. Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut “rur-ban areas” singkatan dari rural-urban areas.
Dengan perkembangan di bidang prasarana dan sarana transportasi ada kemungkinan gejala urbanisasi. Dalam hal ini, perpindahan penduduk desa ke kota dapat berkurang dan mereka cukup dapat melakukan tugasnya di kota dengan memanfaatkan angkutan umum dan selanjutnya menjadi penglaju.
Perkembangan ini juga mempengaruhi bidang-bidang lain, seperti pendidikan dan perdagangan.
Gedung-gedung sekolah dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya jauh dari kota dan para pengajarnya dapat datang bertugas dari kota kecamatan dan kota kabupaten.
Perdagangan antardesa-kota yang berupa barang-barang hasil kerajinan tangan dan terutama hasil pertanian dapat terlaksana dengan lancar sehingga para konsumen di kota masih bisa membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang masih segar. Pasar-pasar kecil juga bermunculan di tempat-tempat tertentu di tepian kota.
Daerah-daerah rurban ini makin lama berkembang sebagai desa dagang. Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di daerah rurban ini. Bertambahnya penduduk dan jaringan lalu lintas di daerah ini akan mempercepat terjadinya suatu kota kecil yang baru.

Zone Interaksi
Zone-zone kota-desa yang dapat menimbulkan berbagai wujud interaksi desa-kota :
1. City diidentikkan dengan kota
2. Suburban adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota dengan luas yang mencakup daerah penglaju (subdaerah perkotaan).
3. Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan merupakan daerah peralihan antara kota dan desa (jalur tepi subdaerah perkotaan).
4. Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali inti kota (jalur tepi daerah perkotaan aling luar).
5. Rural-urban fringe adalah jalur daerah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran (jalur batas desa-kota).
Sub-Urban
Sub-Urban-Frnge
City
Urban-Fringe
Rural-Urban-Fringe
RuralZone suburban, suburban fringe, urban fringe dan rural urban fringe yaitu daerah-daerah yang memiliki suasana kehidupan modern yang dapat disebut daerah perkotaan.




i











Skema Zone Kota-Desa
Keterangan :
City = kota
Suburban = subdaerah perkotaan
Suburban fringe = jalur tepi subdaerah perkotaan
Urban fringe = jalur tepi daerah perkotaan paling luar
Rural urban fringe = jalur batas desa kota
Rural = pedesaan.


Interaksi Desa-Kota
Interaksi desa-kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Kondisi Kota :
§ Miskin SDA
§ Kapasitas SDM cukup
§ Padat penduduk
§ Potensi pasar tinggi
§ Informasi cukup
§ Modal usaha tersedia
Kondisi Desa :
§ Kaya SDA
§ Kapasitas SDM cukup tapi rendah kapasitas
§ Lahan untuk produksi cukup
§ Rendah informasi
§ Model usaha kurang
Linkage Desa-Kota
Desa sebagai
Pusat produksi dan pasar
Kota
sebagai pusat pemasaran
Kontribusi Desa :
§ Penyedia input produksi
§ Tempat berproduksi
§ Penyedia SDM untuk produksi
Lembaga
Intermediary
§ Penyedia teknologi produksi dan riset
§ Penyedia modal untuk produksi
§ Tempat pemasaran hasil produksi desa
§ Penyedia informasi
Kontribusi Kota :
§ Penghubung kepentingan desa-kota
§ Lembaga kolaborasi stakeholder desa dan kota
Terjadi keseimbagan Desa-Kota
Kota memiliki daya tarik sebagai tempat pemasaran
Desa memiliki daya tarik untuk investasi produksi dan tenaga kerja

























Bentuk interaksi desa-kota :
Ø Kerjasama antarpenduduk
Ø Penyesuaian terhadap lingkungan
Ø Persaingan fasilitas hidup
Ø Asimilasi.
Interaksi antara desa - kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan adanya persamaan kepentingan.
Menurut Edward Ulman ada 3 faktor penyebab interaksi antarwilayah, yaitu :
1. Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)
Apabila kota-kota yang saling berlainan atau kelompok manusia yang saling berbeda, hal itu tidak otomatis menimbulkan gerak. Jadi harus ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh permintaan dan penawaran. Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda merupakan konsumennya. Relasi komplementartas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat bagi pihak yang minta. Manfaatya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya, pengetahuan, teknik, kondisi kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas, semakin besar arus komoditas.

2. Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)
Misalnya terjadi bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi dan sebagainya sehingga gerak migrasi, transportasi, komunikasi menjadi terganggu atau tidak terlaksana, maka manusia akan memutuskan memilih tujuan lain karena rencananya semula gagal. Pilihan lain untuk melaksanakan rencana semula ini disebut intervening opportunity. Jadi, semakin besar intervening opportunity, semakin kecil arus komoditas.

3. Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Kemungkinan barang atau manusia dapat dipindahkan ke tempat lain, selain dibutuhkan biaya dan waktu juga masih perlu diperhitungkan peraturan dan tata tertib pelaksanaannya yang masuk transfer abilitas. Sementara itu pesawat terbang, kapal laut dan kereta api bersaing untuk mempromosikan ongkos yang sesuai denganjasanya. Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.

Penyebab Melemahnya Interaksi Desa-Kota:
§ Jarak mutlak maupun jarak relatif
§ Biaya transportasi
§ Kelancaran transportasi

Kedudukan Desa dalam Interaksi :
ü Desa berfungsi sebagai hinterland atau daerah dukung yang berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela disamping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
ü Dari sudut ekonomi, sebagai lumbung bahan mentah
ü Pensupplai tenaga kerja
ü Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan sebagainya.

Dampak Adanya Interaksi Desa-Kota :
Interaksi antara desa dan kota dapat menimbulkan pengaruh positif maupun pengaruh negatif terhadap desa dan kota termasuk penghuninya.

a. Dampak positif :
Ø Tingkat pengetahuan penduduk desa bertambah karena lebih banyak sekolah di pedesaan. Demikian pengetahuan tentang pemilihan bibit unggul, pemeliharaan keawetan atau kelestarian kesuburan tanah menjadi lebih diperhatikan. Pengetahuan mengenai usaha-usaha lain di bidang yang nonagraris menjadi lebih terbuka.
Ø Mengurangi ketertinggalan dan ketimpangan.
Ø Terbukanya wilayah desa karena transportasi yang baik sehingga hubungan sosial-ekonomi warga desa dan kota semakin baik.
Ø Masuknya para ahli di berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan banyak bermanfaat bagi desa dalam melestarikan lingkungan pedesaan khususnya pencegahan erosi dan pencarian sumber air bersih dan di bidang pengairan.
Ø Teknologi masuk desa menyebabkan deversifikasi produk, misalnya teknologi tepat guna di bidang pertanian dan peternakan meningkatkan produksi desa, sehingga penghasilan penduduk desa dapat bertambah.
Ø Campur tangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah meningkatkan kualitas dan kuantitas di bidang wiraswasta seperti kerajinan tangan, industri rumah tangga, peternak unggas dan sapi.
Ø Pengetahuan tentang masalah kependudukan lebih merata di pedesaan. Ini penting karena desa dikenal dengan keluarga yang besar dan ini harus di cegah. Pengetahuan dan kesadaran mempunyai keluarga kecil telah mulai diresapi di banyak daerah pedesaan.
Ø Berkembangnya koperasi dan organisasi sosial di pedesaan telah menunjukkan bukti juga adanya pengaruh positif di daerah pedesaan.

b. Dampak negatif :
Ø Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang tidak sesuai dengan kebu-dayaan atau tradisi desa mengganggu tata pergaulan atau seni budaya desa. Misalnya pengaruh dari “fashion-show”, atau berbagai kontes kecantikan telah ditiru oleh para wanita di beberapa daerah pedesaan.
Ø Pengaruh televisi mempunyai segi negatif, misalnya pengaruh dari film-film barat yang berbau kejahatan dapat meningkatkan kriminalitas di pedesaan.
Ø Terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik kota di berbagai bidang telah banyak menyerap pemuda desa sehingga desa mengalami pengurangan tenaga potensial di bidang pertanian karena yang tinggal di pedesaan hanya orang-orang tua yang semakin kurang produktif.
Ø Motivasi urbanisasi tinggi sehinga terjadi perluasan kota dan masuknya orang-orang kota ke daerah pedesaan yang telah banyak mengubah tata guna lahan di pedesaan, terutama di tepian kota yang berbatasan dengan kota. Banyak daerah hijau telah menjadi daerah pemukiman atau bangunan lainnya.
Ø Munculnya slum area dan squatter area.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Bintarto, R. 1977. Pengantar Geografi Kota. Yogyakarta : U.P.Spring.
Bintarto, R. 1977. Suatu Pengantar Geografi Desa. Yogyakarta : U.P.Spring.
Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung : P.T. Alumni.